Wisata liburan ke Jogja kurang lengkap kalau belum
mengunjungi Keraton Kesultanan Yogyakarta, karena keraton Yogyakarta merupakan salah
satu kerajaan yang saat ini masih eksis di Indonesia.
Keraton Yogyakarta merupakan pusat kegiatan kesultanan di
Jogja. Bangunan keraton Yogyakarta yang selesai dibangun pada tahun 1790, menjadi
contoh terbaik karya arsitektur
tradisional Jawa yang paling menarik.
![]() |
Beberapa Kestuan Prajurit Keraton Yogyakarta | img : id.wikipidea.org |
Sultan Yogyakarta berkedudukan sebagai raja sekaligus sebagai
gubernur di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Walaupun ada kalangan
menganggap bahwa kedudukan raja hanyalah sebagai sibol budaya, namun sebagian
besar masyarakat Jogja menghormati dan mencintainya sebagai seorang Raja di
Keraton Kesultanan Yogyakarta.
Memasuki lingkungan keraton, kita akan bertemu dengan
para abdi dalem yang sedang bertugas. Abdi dalem ini bukan hanya berasal dari
kalangan rakyat biasa, namun juga dari kalangan mantan ataupun pejabat aktif
serta tokoh masyarakat.
Di lingkungan keraton terdapat beberapa bangunan yang
mempunyai nama dan fungsi sendiri-sendiri. Misalnya, di bangunan kompleks
Pagelaran, diperagakan berbagai pakaian prajurit dan pakaian adat keluarga
keraton dan sebagainya.
Salah satu bangunan yang paling menarik adalah Bangsal
Kencono, yakni sebuah paviliun bertahtakan emas.
Keraton juga memiliki beberapa museum, yaitu Museum Sri
Sultan Hamengkubuwono IX, Museum Kereta, Museum Lukisan, dan Museum Batik.
Komplek keraton ini dikelilingi benteng yang kokoh. Di
beberapa sudutnya terdapat bangunan yang berada diatas benteng, berfungsi
sebagai pos jaga di jaman dahulu.
Didepan keraton terdapat sebuah tanah lapang yang cukup
luas yang di sebut dengan alun-alun utara atau dalam bahasa jawa disebut alun
alun lor. Disebut alun alun utara karena keraton Yogyakarta mempunyai 2 alun
alun, yaitu alun alun utara yang berada di depan keraton dan alun alun selatan
yang berada di belakang keraton.
Ditengah alun alun terdapat dua pohon beringin yang
dikelilingi tembok pagar. Pohon beringin tersebut terpisah sejarak sekitar 50
meter.
Di sebelah barat alun-alun utara, terdapat masjid Agung yang
juga dikenal dengan nama Masjid Gede Kauman. Secara simbolis merupakan
transendensi untuk menunjukkan keberadaan Sultan, yaitu di samping pimpinan
perang atau penguasa pemerintahan (senopati ing ngalaga), juga sebagai sayidin
panatagama khalifatulah (wakil Allah) di dunia di dalam memimpin agama
(panatagama) di kesultanan Yogyakarta.
Di sebelah utara alun alun terdapat museum Sonobudoyo,
yang terbilang sangat lengkap dengan ribuan koleksi benda bersejarah.
Penyedia jasa tour travel umumnya menjadikan keraton Yogyakarta
ini sebagai tujuan utama wisata ke
Jogja. Sehingga tidak heran jika kantong-kantong parkir bis pariwisata selalu
penuh, terutama di musim liburan.
Wisatawan yang menginap di hotel sekitar jalan Malioboro,
bisa mengunjungi Keraton Yogyakarta dengan berjalan kaki, karena lokasinya yang
cukup dekat, hanya beberapa ratus meter dari ujung selatan jalan Malioboro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar