27.6.15

Kenangan Masa Kecil di Pasar Malam Sekaten Yogyakarta

Ada sebuah kegiatan yang diadakan setiap tahun di Yogya dan Solo, yang bisa menjadi pengobat rindu atau untuk sekedar bernostalgia kembali kepada kenangan masa kecil. Sebuah bagian dari rangkaian kegiatan Mauludan dalam rangka peringatan Maulid nabi Muhammad saw, yang disebut sekaten.

Sekaten merupakan sebuah tradisi yang sudah dilangsungkan sejak ratusan tahun yang lalu. Salah satu kegiatan yang paling meriah adalah maleman atau pasar malam sekaten.

Pasar malam sekaten yogyakarta
(Maleman atau Pasar malam sekaten di Alun-alun utara keraton Yogyakarta | img : yogyakarta.panduanwisata.id/)

Pasar malam sekaten yang biasanya dilangsungkan sekitar satu bulan lebih, dilangsungkan di alun-alun utara keraton. Baik di keraton Kasultanan Yogyakarta ataupun keraton Kasunanan Surakarta.

Berbagai pertunjukan kesenian digelar setiap malam di pasar malam sekaten tersebut. Dari mulai seni tradisional hingga kesenian modern. Berbagai macam permainan dan jajanan juga di gelar di kegiatan tersebut.

Masyarakat memanfaatkan kesempatan untuk menyaksikan berbagai macam kesenian yang sudah mulai jarang di pertunjukkan, seperti ketoprak, wayang orang serta wayang kulit dan beberapa kesenian tradisional lainnya. Bahkan dalam beberapa tahun ini, kesenian yang ditampilkan tidak hanya kesenian tradisional Jawa khususnya Yogyakarta, namun juga menampilkan kesenian tradisional serta jajanan khas dari berbagai daerah.

Pada acara pertunjukan kesenian tradisional, seringkali juga menjadi ajang bersilaturohmi dan bernostalgia para penikmat seni. Bahkan dengan diselenggarakannya kesenian dari berbagai daerah, juga dimanfaatkan para pelajar/ mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta, untuk berkumpul dengan sesama perantau dari daerah masing-masing.

Kesenian modern juga mendapat porsi untuk tampil dalam kegiatan pasar malam sekaten itu. Seni tari, musik maupun seni peran bergantian tampil di panggung yang tersedia.

Permainan rakyat seperti komedi putar, tong setan, rumah hantu, sepur kelinci, kapal otok-otok dan lain-lain semakin membuat meriah kegiatan tersebut.

Jajanan tradisional seperti ndok abang, bolang-baling, tahu petis dan lain-lain, juga tidak ketinggalan.
Kesenian, permainan dan jajanan yang kebanyakan disajikan secara tradisional, mampu membawa kenangan masa kecil. Sehingga tidak heran jika event pasar malam sekaten ini, merupakan event yang sangat ditunggu masyarakat, dari mulai orang tua sampai anak-anak. Banyak pengunjung yang datang bersama teman-teman atau keluarga, bahkan tidak jarang di temui orang-orang tua, kakek atau nenek yang mengajak cucu mereka.

Gunungan pada grebeg maulud di yogyakarta
(Arak-arakan gunungan yang merupakan sedekah Sultan Keraton Yogyakarta dalam Prosesi Grebeg Maulud | img : kaskus.co.id)

Sedangkan Sekaten itu sendiri sebenarnya merupakan sebuah kegiatan yang memadukan antara dakwah dan seni.

Pada jaman dahulu Sunan Kalijogo mengenalkan agama Islam kepada masyarakat dengan pendekatan budaya setempat. Beliau menggunakan pagelaran karawitan, kesenian gamelan Jawa, untuk menarik masyarakat datang dan berkumpul menikmati pagelaran tersebut. Ditengah pagelaran yang dilangsungkan pada perayaan maulid Nabi Muhammad saw itu, di isi kotbah serta pembacaan ayat-ayat suci Al Quran, menyampaikan ajaran agama Islam kepada masyarakat.

Masyarakat yang mau memeluk agama Islam, di wajibkan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat yang dalam bahasa arab disebut syahadatain. Akibat pengucapan kata syahadatain yang umum dimasyarakat pada waktu itu diucapkan sebagai kata sekaten. Kemudian kegiatan tersebut disebut dengan kegiatan sekaten.

1 komentar: