Malioboro menjadi salah satu tempat wisata yang terkenal dan
favorit di Jogja. Bahkan grup musik KLA Project mengabadikannya dalam sebuah
lagu berjudul Yogyakarta, yang menjadi hits di tahun 90 an.
Malioboro merupakan sebuah nama jalan yang memanjang ke
utara selatan sepanjang sekitar 1 km. Jalan Maliboro terletak disebelah selatan
Tugu Jogja (selatan jalan Mangkubumi).
Disepanjang jalan ini, banyak pedagang kaki lima yang menjual
berbagai macam cinderamata unik khas Jogja. Dari mulai souvenir, kalung,
dompet, tas sampai kaos dan pakaian yang menjadi ciri khas Jogja.
Banyak wisatawan yang datang untuk berbelanja, menikmati
suasana Jogja ataupun sekedar berfoto. Lokasi foto yang paling favorit adalah
di ujung utara dan selatan jalan Malioboro. Wisatawan yang datang berombongan
dengan menggunakan bis, biasanya berfoto di ujung utara jalan Malioboro. Disamping
karena lokasinya yang dekat dengan tempat parkir bis, di lokasi tersebut
memungkinkan pengambilan foto dengan background aktivitas jalan Malioboro dan papan
nama jalan.
Sedikit ke utara dengan menyeberang rel kereta api
merupakan gerbang stasiun Tugu. Disitu terdapat
monumen lokomotif kuno yang juga sering dijadikan tempat berfoto, walaupun
sebenarnya agak mengganggu lalu lintas keluar dan masuk ke setasiun.
Setiap hari minggu pagi jalan ini ditutup untuk kegiatan
“car free day”, dimana masyarakat Jogja bebas berjalan-jalan, berolahraga atau
sekedar bersantai menikmati suasana. Seringkali berbagai komunitas menunjukkan
aksi-aksi yang menarik di kegiatan tersebut.
Selain untuk kegiatan rutin “car free day”, jalan
Malioboro terkadang juga ditutup untuk kegiatan pawai budaya.
Ketika musim liburan tiba, kawasan ini terutama diujung
selatan jalan Malioboro, tepatnya didepan benteng Vrendeburg, sangat ramai.
Banyaknya pelajar dari luar daerah yang berlibur di Jogja. Suasana menjadi
semakin ramai dan meriah karena banyak komunitas atau mahasiswa seni yang
memamerkan kebolehannya.
Dibeberapa tempat, trotoar seolah menjadi panggung seni
jalanan. Dari mulai pemain musik, kesenian tradisional hingga pemain teater,
beraksi memeriahkan suasana.
Pada waktu-waktu tertentu para seniman kawakan, seperti
Didik Nini Towok, juga menunjukkan kreasi seni mereka di sana.
Ramainya bagian selatan jalan Malioboro, yang dikenal
sebagai kawasan titik nol Yogya, disamping karena trotoarnya yang cukup lebar
dengan dilengkapi beberapa bangku taman. Di sekitar lokasi itu juga terdapat
Istana Kepresidenan Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg, monumen Serangan Umum,
gedung-gedung kuno dan beberapa patung
serta instalasi seni lainnya.
Istana Kepresidenan Yogyakarta yang dikenal dengan nama
Gedung Agung atau Gedung Negara, terletak di sebelah barat atau di kanan jalan.
Sedangkan museum Benteng Vredeburg dan monumen Serangan Umum terletak di
sebelah timur atau di kiri jalan.
![]() |
Menikmati makan malam di lesehan jalan Maliboro di iringi lagu-lagu yang dinyanyikan kelompok pemusik jalanan Jogja | img : yogyakarta.panduanwisata..id |
Jalan Malioboro awalnya digunakan sebagai rute upacara
dan membentuk sebuah garis lurus jika ditarik dari Keraton Yogyakarta ke Gunung
Merapi.
Secara keseluruhan Jika ditarik garis lurus, jalan ini
lurus dari gunung Merapi, monumen Jogja Kembali, Tugu dan Keraton Kasultanan
Yogyakarta. Bahkan kalau mau ditarik lurus ke selatan, akan sampai ke gerbang
pantai Parangtritis.
Di kawasan Malioboro terdapat banyak hotel dan penginapan
dengan harga yang relatif terjangkau, yang kebanyakan lokasinya berada di
belakang pertokoan. Namun ada juga beberapa hotel berbintang yang lokasinya di
pinggir jalan tersebut.
keren min
BalasHapusCV Tugu