6.6.15

Wisata Malam Alun-alun Selatan Keraton Yogyakarta

Berbeda dengan tempat wisata lain yang ramai di siang hari, alun-alun selatan yang dalam bahasa jawa disebut alun-alun kidul, justru ramai dikunjungi ketika malam hari. Alun-alun kidul atau sering disebut dengan sebutan “alkid” berada di belakang keraton Yogyakarta.

Seperti halnya alun-alun lor (alun-alun utara), di alun-alun kidul ini juga terdapat 2 pohon beringin besar (Ringin Kurung) yang berada ditengah alun-alun, yang masing-masing terpisah sekitar jarak 25 meter. Namun ukuran luas alun-alun kidul ini lebih kecil daripada luas alun-alun lor.

Banyak orang yang berkunjung untuk sekedar bersantai, bermain becak hias, kereta kayuh atau mencoba permainan yang sangat populer dan cukup menantang, yaitu permainan Masangin. Masangin adalah permainan yang dilakukan dengan berjalan melewati 2 pohon beringin dengan mata tertutup.

Permainan melewati 2 pohon beringin dengan mata tertutup ini berawal dari semacam mitos yang menyebutkan bahwa keinginan seseorang akan terkabul jika bisa melewati 2 pohon tersebut dengan mata tertutup.

Wisatawan asing mencoba permainan masangin di alun-alun selatan Keraton Yogyakarta
Wisatawan asing mencoba permainan masangin di alun-alun selatan Keraton Yogyakarta | img : kanaljogja.com
Hal ini terkait dengan legenda putri Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang mengajukan syarat kepada pria yang ingin meminangnya harus bisa berjalan dengan mata ditutup dari Pendopo yang ada di sebelah utara Alun-alun Kidul, melewati dua beringin kembar di tengah alun alun, menuju gerbang yang ada di sebelah selatan alun alun kidul. Ternyata banyak pria yang gagal memenuhi syarat tersebut. Kemudian Sri Sultan bersabda bahwa yang bisa memenuhi syarat sang putri itu, hanyalah pria yang hatinya bersih dan tulus.

Sekarang hanya sedikit orang yang masih melakukan kegiatan tersebut karena mitos. Kebanyakan orang melakukan kegiatan tersebut untuk bermain-main karena penasaran. Sebab tidak sedikit orang yang gagal melewati dengan mata tertutup 2 pohon beringin yang berjarak cukup lebar ini. Kebanyakan mereka berjalan melenceng atau justru berputar putar dan kembali ke tempat asal mereka mulai berjalan.

Saking populernya kegiatan tersebut, banyak yang menyediakan penutup mata untuk disewakan kepada pengunjung. Bahkan di waktu-waktu tertentu, diadakan semacam lomba melewati 2 pohon kembar tersebut.

Untuk berkeliling alun-alun yang tidak terlalu luas ini, tersedia berbagai macam kendaraan kayuh yang disewakan. Dari mulai sepeda tandem 2-3, hingga becak  kayuh dengan berbagai model. Kendaraan kayuh tersebut rata-rata berbentuk unik dan artistik, dengan hiasan lampu warna warni. Bahkan beberapa diantaranya dilengkapi dengan soud system yang memutar lagu lagu yang sedang hits.
Naik becak kayuh berkeliling alun-alun selatan Yogyakarta | img : zulhamblog.com


Becak kayuh biasanya menjadi favorit para pengunjung yang datang berombongan, karena kapasitas muat yang cukup besar. Antara 4 hingga 10 orang penumpang bisa diangkut, tergantung modelnya yang sering berganti-ganti. Untuk model yang bertingkat bisa duduk dibawah atau duduk dibagian atas. Tentu saja semakin banyak penumpang, semakin berat mengayuhnya. Namun karena umumnya ada 4 pedal yang bisa di kayuh bersama-sama dan naiknya beramai-ramai, semakin banyak penumpang, akan semakin seru.

Naik becak kayuh di jalan seputar alun-alun yang ramai terutama di musim liburan, dengan deretan kendaraan yang parkir di tepi jalan, membutuhkan koordinasi para pengayuh, kapan sa’atnya mengayuh kuat-kuat?, kapan berhenti mengayuh ataupun mengerem?, dan ini menimbulkan sensasi tersendiri.

Di sebelah selatan Alun-alun kidul, terdapat pelengkung gading yang merupakan pintu gerbang selatan benteng yang mengelilingi kawasan keraton. Wisatawan bisa naik ke atas plengkung gading, yang merupakan pos penjagaan prajurit pada jaman dahulu.

Pos penjagaan yang berada diatas plengkung gading ini, berbentuk seperti umumnya pos penjagaan di pintu gerbang kerjaan-kerajaan pada jaman dahulu, yang bisa kita saksikan di film-film kolosal.
Kendaraan yang melewati Plengkung Gading harus bergantian, karena lebar gerbang ini hanya cukup untuk melintas 1 kendaraan penumpang.

Alun-alun kidul biasanya mulai ramai di kunjungi orang, sore hari selepas waktu sholat Ashar hingga menjelang pukul 10 malam.



1 komentar: