Salah satu tempat wisata yang masih berada di dalam
kawasan dalam benteng keraton Yogyakarta adalah Taman Sari Keraton
Yogyakarta.
Taman Sari terletak di sebelah barat ke arah selatan komplek Keraton
Yogyakarta, tepatnya di belakang lokasi yang dulu digunakan sebagai pasar
Ngasem. Pasar Ngasem sendiri merupakan pasar tua yang lebih di kenal sebagai
pasar burung, walaupun ada juga binatang lain dan sembako yang dijual disana.
Namun sejak tahun 2010, pedagang burung dan binatang di
pindah di sebuah
pasar khusus satwa dan tanaman hias di Dongkelan. Seiring dengan penataan pasar
Ngasem, yang sekarang terlihat lebih bagus dan rapi, karena selain berfungsi
sebagai pasar tradisional sembako, pasar ini juga berfungsi sebagai pasar
souvenir kerajinan dan tempat wisata kuliner.
Taman Sari, merupakan merupakan sebuah situs bekas taman
atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang pada jamannya dapat
dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor sebagai kebun Istana Bogor.
Ada sebagian orang yang menyebut Taman Sari ini sebagai
keraton/ Istana air (Taman Sari Water Castle The Fragarant Garden). Hal
tersebut karena di Taman Sari yang awalnya memiliki luas lebih dari 10 hektare,
terdapat banyak bangunan yang terkait dengan air. Di lokasi ini terdapat
sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung,
kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah tanah.
Tempat ini dulunya merupakan tempat rekreasi dan
peristirahatan bagi keluarga kerajaan sekaligus sebagai benteng pertahanan yang
dibangun pada tahun 1758-1765 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Raden Tumenggung Mangundipuro menjadi pimpinan
pembangunan taman yang sebagian biaya pembangunannya di tanggung oleh Bupati
Madiun, Tumenggung Prawirosentiko (Raden Ronggo Prawirosentiko). Beberapa
sumber menyebutkan bahwa salah satu arsitek pembangunan Taman Sari adalah
seorang Portugis yang diangkat menjadi abdi dalem dengan gelar Demang, sehingga
disebut Demang Portegis (Portegis merupakan dialek Jawa pada waktu itu untuk
menyebut Portugis) dan lebih di kenal dengan nama Demang Tegis.
Walaupun sebagian dari bangunan yang ada sudah berubah
fungsi atau rusak, danau buatan yang disebut "Segaran" (laut buatan)
pun sudah berubah menjadi pemukiman penduduk yang merupakan keluarga abdi dalem
keraton Yogyakarta. Namun masih ada beberapa bagian lain yang sudah di renovasi
sesuai dengan bentuk aslinya.
![]() |
Kolam tempat pemandian Umbul Siraman di Taman Sari Yogyakarta | img : id.wikipidea.org |
Salah satu bangunan yang masih utuh dan menunjukkan
keindahan arsitektur Taman Sari, yaitu sebuah tempat pemandian Sultan dan
keluarganya yang disebut sebagai Umbul Pasiraman. Tempat tersebut terdiri dari 3 buah kolam
bernama Umbul Muncar, Kuras Umbul Binangun , dan Blumbang yang berhiaskan air
mancur berbentuk jamur.
Umbul Pasiraman yang dikelilingi dengan tembok-tembok
tinggi, mempunyai dua buah gerbang masuk di sebelah barat dan timur.
Sebagai sebuah kerajaan Mataram Islam, adanya bangunan di
Taman Sari yang dirancang untuk melaksanakan sholat bukanlah suatu yang
mengherankan.
![]() |
Masjid bawah tanah Sumur Gumuling di Taman Sari Yogyakarta | img : wego.co.id |
Ada sebuah bangunan yang terdiri dari 2 lantai yang di
sebut Sumur Gumuling. Bangunan tersebut
merupakan Masjid bawah tanah yang digunakan untuk melaksanakan sholat. Lantai
pertama digunakan untuk jamaah laki-laki, sedangkan lantai ke dua digunakan
untuk jamaah perempuan.
Di tengah-tengah bangunan Sumur Gumuling terdapat 5
jenjang tangga. 4 diantaranya naik dan bertemu di tengah, sedangkan satu tangga
lagi menghubungkan ke empat jenjang tangga tersebut menuju ke lantai dua. Dibawah pertemuan 4 tangga tersebut, terdapat
sebuah kolam air yang digunakan sebagai tempat berwudu bagi jamaah.
Seperti halnya untuk mencapai beberapa bangunan yang ada
di Taman Sari, Sumur Gumuling juga bisa di capai dengan melewati terowongan
bawah tanah.
Banyaknya lorong-lorong bawah tanah ini menjadi keunikan
dan misteri tersendiri. Bahkan konon ada lorong bawah tanah yang sangat panjang,
yang bisa digunakan untuk melarikan diri keluar dari wilayah keraton.
Taman Sari Yogyakarta buka untuk umum dari mulai jam
08.00 hingga 14.00 wib, mengenakan harga tiket masuk sebesar 3.000 Rupiah untuk
wisatawan lokal dan 7.000 Rupiah untuk wisatawan asing.
Tempat menarik lain yang berada di sekitar Taman Sari :
- Masjid Agung Yogyakarta
- Museum Sonobudoyo
- Masjid Agung Yogyakarta
- Museum Sonobudoyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar